08
Des
07

Lubang Resapan Biopori


Hari ini sabtu 8 desember 2007, gw bangun ga kayak yang biasanya, jam 4.15 !! gara-gara ada acara demo pembuatan biopori di lapangan bola Brojosumantri di kuningan. Berkat 3 temen gw yang bersedia miscal gw dan ibu kost gw yg getok-getok pintu kamar gw, alhasil gw bangun dan pergi ke lapangan rektorat karena mesti kumpul jam 5 dan berangkat jam setengah 6. Dasar orang Indonesia, bilang berangkat jam setengah 6 taunya berangkat jam 6,huh!! Jam karet. Gw rasa ini bener-bener meski diperbaiki dan mesti nerapin yang namanya disiplin waktu termasuk untuk gw sendiri. Di bus, gw tidur dengan pulas hingga nyampe sono.

Sekitar pasar festival kuningan terlihat banyak polisi, dan supir bus agak-agak kesel gitu karena ga ada satupun polisi yang ngasih tau harus parkir dimana. Setelah parkir dan nunggu dua bus lagi, kita semua (anak-anak MSL) jalan ke arah lapangan sepakbola. Ternyata kita agak dimarahin ma panitia karena telat dan langgsung berbaris untuk apel peresmian acara –yg gw baru tau namanya- Peresmian pembuatan 1000 lubang resapan biopori dan kolam resapan. Setelah sambutan –entah sapa aja- yg gw kenal cman gubernur DKI Jakarta yang baru Fauzi Bowo sama Dosen yang nemuin biopori ini sendiri dari jurusan gw, pak Khamir. Tiba-tiba panitia butuh 30 orang gw buat disuruh ke depan, wah gw kira mo dikasi makan, taonya suruh demo pembuatan lubang biopori.

0907.jpg

Okay, mungkin dari kalian ada yang ga ngerti apa itu biopori, Biopori itu adalah lubang resapan yang dibuat di tanah tentunya pake bor sedalam 1 m, lubang sedalam ini akan di isi dengan sampah-sampah organik kayak daun,sisa makanan,dll. Buat apa di kasih sampah organik? Karena sampah organic merupakan sumber makanan dan energy dari mikroorganisme dan fauna-fauna tanah. Jadi mereka semua akan bergerak menuju sumber makan dan membuat pori-pori di sekitar tanah. Nah, gunanya adalah misalkan terjadi hujan lebat, air hujan yang jatuh akan langgsung menuju tanah apabila tidak ada intersepsi, dan bergerak menuju permukaan yang lebih rendah, biasanya ke got atau parit, peran biopori disini adalah meloloskan air masuk ke dalam lubang biopori tersebut, air yang masuk ke dalam lubang akan masuk melalui pori-pori mikro tanah (red. Pori-pori yang dapat meloloskan air) sehingga tidak akan terjadi apa yang dinamakan air tergenang dan bisa mengakibatkan banjir khususnya di daerah Jakarta yang terkenal akan banjirnya. Kegunaan LRB (Lubang Resapan Biopori) yg utama adalah mempercepat peresapan air hujan, mengatasi sampah organic, mencegah banjir,erosi dan longsor lalu peningkatan cadangan air bersih. Membuat lubang resapan biopori sangat mudah namun membutuhkan tenaga dan keringat yang cukup besar dan banyak, tidak disarankan untuk perempuan. Langkah-langkah pembuatan lubang biopori :

  1. Bor lubang searah jarum jam sedalam 10-20 cm.
  2. Kasih air, tunggu hingga air meresap sehingga tanah lebih gembur dan kitaa ngebor nya lebih mudah.
  3. Bor lagi sedalam mungkin, apabila udah susah masuk, cabut bor searah jarum jam dengan menariknya.
  4. Bor hingga kedalaman 80-100 cm, bila ditengah jalan nemu batu, pindah lokasi tempat.
  5. Masukkan sampah organik sebanyak mungkin.

ne gambar bor nya :

bor_lrb.jpg

 

Cukup simpel kan, lanjut lagi ke cerita gw, setelah disuruh ke deket panggung, acara pun dimulai, gw mendemokan dengan gagah bagaimana cara membuat lubang resapan Biopori ke beberapa orang dan menjelaskan dengan cukup sotoy, untung orang-orang yang dengerin nanya nya ga kritis-kritis. Sialnya, bagian gw ternyata ga di shoot ma stasiun televisi, temen-temen gw yang deket panggung di kanan di shoot ma stasiun televisi, damn! Setelah 20 menit, gw cman dapet 70 cm, udah gw capek, dan kebetulan acaranya udah selesai dan dilanjutkan dengan makan-makan. Entah napa gw udah cukup kenyang dan ga terlalu nafsu makan. Anak-anak yang laen balik ke Bogor eh Dramaga tercinta naek bus, gw memutuskan naek bus juga untuk balik ke rumah gw, Kreo tercinta. Sekian laporan dari gw…


20 Tanggapan to “Lubang Resapan Biopori”


  1. 1 aria
    Desember 30, 2007 pukul 1:15 am

    saya tertarik dengan posting anda perihal biopori, gambar sudah jelas tapi bornya itu beli dimana mas, thanks.

  2. 2 feiraz
    Desember 30, 2007 pukul 12:08 pm

    wah,terima kasih…
    untuk lebih jelas soal pembelian/pemesanan bornya..
    coba kunjungi link ini

  3. 3 budi
    Desember 31, 2007 pukul 12:33 pm

    dear feiraz,

    saya sangat tertarik perihal lubang biopori ini. mau tanya nih…
    1. materi lengkap tentang lubang biopori ini bisa saya dapat di mana?
    2. bahan isian berupa sampah organik itu bisa dijelaskan lebih detil ga?
    3. terkait dengan lapisan tanah kedap air… untuk mengisi air tanah di bawah lapisan kedap air gimana?
    sebenarnya saya sedang ingin membuat tulisan… wacana untuk mensosialisasikan lubang pori ini ke masyarakat … cuma ga ada nyali – takut kurang bahan.
    gimana nih…?

  4. 4 feiraz
    Desember 31, 2007 pukul 10:07 pm

    @budi :
    1. silahkan liat link ini

    2. hmm, jadi gini, sampah organik yang dimaksud disini adalah sampah2 yang mudah di dekomposisi oleh mikroorganisme tanah, contohnya dedaunan, rumput, sampah2 organik rumah tangga seperi sisa2 makanan. sampah2 organik ini yang menjadi sumber makanan bagi mikroorganisme tanah..

    3. mengisi air tanah di bawah lapisan kedap air?maksudnya?saya kurang mengerti,tolong dijelaskan lebih detil..
    soal mensosialisasikan biopori ini, anda bisa meminta bantuan kepada tim Biopori IPB..

  5. 5 dEa
    Februari 7, 2008 pukul 8:40 am

    Dear Feiraz..

    dea my nanya ttg biopoRi niy

    1. di beberapa artikel selalu menyebutkan ttg keunggulan dan manfaat biopori,sebenarnya apa ada kekurangan dr teknik biopori itu sendiri ???

    2. tlg jelasin lbh lengkap donk ttg cara kerja dari LRB itu sendri waktu meresap air,klo hujannya sangat amat besar apa masih ttp bisa menyerap air???

    3. dea mw bkn karya ilmiah ttg bipori kira2 klo mw ngutip dari biopori.com blh kga iaa???

    thank’s b4…

  6. 6 Ai
    Februari 8, 2008 pukul 2:20 am

    @ Dear Dea

    1. klo soal kelemahan, dari yang di bilang sama dosen sebenernya ga ada kekurangannya, api klo menurut gw sih, masi gak bisa diterapin di tanah yang mempunyai batuan induk yang ada pada kedalaman kurang dari 1 m (bor nya ga bisa nembus batuan induk) karena LRB sendiri membutuhkan kedalaman sekitar 1 m agar efektif.

    2. jadi gini, selama kapasitas infiltrasi tanah(kemampuan tanah menyerap air) lebih besar dari intensitas hujan, air tentu akan bisa terserap kedalam tanah dan berlaku sebaliknya. hal ini tergantung struktur,tekstur dan bahan induk tanah tersebut. tanah dengan tekstur berpasir memiliki kapisitas infiltrasi lebih rendah dibanding tanah bertekstur liat, karena tanah berpasir banyak mengandung pori2 makro (mengikat udara) lebih banyak dibanding pori2 mikro (mengikat air).

    3. sebenarnya sih boleh2 saja,meskipun di biopori.com tidak bisa. asal mencantumkan sumbernya di daftar pustaka.

  7. 7 FAS
    Februari 20, 2008 pukul 4:11 am

    Dear Faeraz ….
    Thank U atas info LRB anda yang bermanfaat banget.
    Nampaknya teknologi LRB ini sampai saat ini merupakan solusi yang paling mungkin dilaksanakan di tingkat rumah tangga untuk konservasi air dan tanah, karena kemudahan dan manfaatnya yang besar.
    Boleh ikutan nimbrung tanya khan ?
    Dari pengalaman anda, untuk ukuran rumah tangga dengan 2 – 3 LRB diameter 10 cm kedalaman 100 cm, dapat menampung sampah organik sampai berapa hari, lalu pada hari ke berapa ya lubang pertama dapat mulai diisi kembali ?
    Ok,thank U !!

  8. 8 Arief
    Februari 20, 2008 pukul 5:21 am

    err,gw baru sebatas buat lubangnya aja, klo soal sampah organiknya itu tergantung dari kondisi tanah dan lingkungan tempat LRB tersebut. kalau proses dekomposisi sampah organik oleh mikroorganisme tanahnya cepat maka tentunya sampahnya akan lebih cepat berkurang tapi gw belum pernah mengamati..

  9. Februari 28, 2008 pukul 5:33 am

    Mas,.. saya udah liat webnya biopori,.. pengennya sih mau ‘cut n paste’ beritanya supaya bisa nyampe kemana-mana, tp sayang ada disclaimer nya….he.he.h.e.

    BTW, saya mau tanya, setelah sampah organik (daun, rumput dll) dimasukan selama +/- 6bulan yaa? (setelah akhir musim kemarau-menurut situs biopori)lalu cara ngambilnya gimana yaa?? di congkel2 gitu? apa dipacing pake kawat yg ditekuk ujungnya (kalay kaitan gitu lohh!)? atau gimana ada cara2 khusus?

    Tks,.

  10. 10 Arief
    Februari 28, 2008 pukul 8:59 am

    Jadi sampah yang masuk ke dalam biopori itu tidak perlu diambil karena akan terdekomposisi oleh mikroorganisme tanah, kecepatan dekomposisinya tergantung dari mikroorganisme tanah dan keadaan tanah itu sendiri, jadi tidak perlu nunggu sampai 6 bulan, kalau sampahnya udah abis, isi saja lagi..

    thx

  11. 11 adit
    Maret 8, 2008 pukul 10:32 am

    Adit, Cijantung

    Oom,…smua yg disampaikan, dah okz bangetzzzzz…..

    So, Gue dah ikutin smua teorinya, s/d di smua links-nya LRB tsb….

    Na, jadi yg mo gue tnyain, soal:

    1. di wilayah DKI, lokasi percontohannya di mana aja??? ( yg sdh berjalan baik ).
    2. di wilayah DKI, telp. hot-line nya brpa ? ( buat: tnya2 kalo msh ksulitan).
    3. di wilayah DKI, beli bornya dmana & brpa Rp. ?….
    4. di wilayah DKI, dmna ada komunitas warga pengguna BIOPORI?..
    Ditunggu loh jwabnnya sgera, ( coz, para wrga di sputar gue dah pada tnya trzz ).
    Sblm & ssdhnya, diucapken thx-lot, n sksez slalu buat Ooom, yeee ?!!

  12. 12 Arief
    Maret 10, 2008 pukul 7:10 am

    gw coba jawab yak:

    1. wah,klo daerah2 nya gw kurang tau
    2. email aja ke sekretariat@biopori.com atau 0817225172 (Bpk Wahyu,dosen IPB)
    3. setau gw ga ada, mesti pesen ke IPB, buka aja biopori.com
    4. gw ga tau juga,maap ^_^

  13. Mei 5, 2008 pukul 3:06 pm

    mas….
    gini mau tanya:
    – gimana agar permukaan sekeliling lubang biopori itu nggak rusak. Apa disekelilingnya dikasih semen, apa bisa dikasih penyangga paralon didalamnya???apa gimana???karena kemungkinan untuk tanah sekelilingnya berubah dan jadi nimbunin lubang cukup besar bukan??
    – apa sampah didalamnya bisa dicampur pupuk???(misal:pup kambing)
    – apa sampahnya bisa dijadiin pupuk juga (misalnya udah tinggal seperempatnya, kita ambil, kita ganti sam ayang baru)
    – apa harus pake alat bor itu???
    – prinsip alat bor itu apa ya???apa hanya mempermudah proses pembuatan apa ada manfaat lain selain berhubungan dengan hal teknis??
    ini nggak perlu segera di jawab. tapi secepatnya….sekarang juga…hhhe…tq…tq

  14. 14 Arief
    Mei 12, 2008 pukul 12:15 pm

    – setau gw cukup dikasih paralon diatas lubang dan disemen disekitarnya, betul apabila tidak disemen tanah diatas bisa saja masuk ke dalam lubang biopori namun tergantung keadaan lingkungan sekitar seperti aliran permukaannya dan curah hujan..

    – bisa saja,tidak masalah karena nanti timbunan sampah tersebut bisa diambil untuk dijadikan kompos ^^

    – bisa,namun perlu diperhatikan juga waktu dekomposisi sampah dalam LRB tersebut..

    – err,bisa juga si pake bor lain namun ukuran dan diameter mata bornya harus sama..

    – prinsip alat bor,sebenarnya cman membantu pembuatan lubang biopori saja…

  15. 15 flukman
    Oktober 17, 2008 pukul 1:52 am

    sebetulnya kalo niat banget bangun biopori, ga perlu beli bor nya segala. harganya cukup mahal, 190rb blm ongkir.
    mo liat cara bikin nya? -> http://flukman.wordpress.com

  16. 16 Arief
    Oktober 18, 2008 pukul 9:18 am

    @flukman : oh boleh juga tu alternatifnya, tapi bisa sampai pada kedalaman berapa bor bioporinya bisa menembus kalau pake pipa paralon??

  17. 17 surya
    Februari 11, 2009 pukul 11:18 am

    sekedar info saja…rekan-2 yg ada di jakarta. kemarin waktu di acara go greennya metro tv, ada yg menjual seharga Rp. 175.000 dari BPLD DKI. Tapi sekarang dari Pemprov DKI sudah memeberikan ketiap tiap RT satu buah…nah kalo mau pake pinjam aja sama pak RT,…. salam..

  18. April 18, 2009 pukul 4:30 pm

    ada sedikit kekuatiran.
    jangan2 biopori bisa jadi sarang ular. hiiiiiiiii!!
    beralasan nggak kekuatiran ini?

  19. April 24, 2009 pukul 1:55 am

    @ yusuf : wah, bisa saja ada ular jika lubang bioporinya tidak dipelihara 😀


Tinggalkan Balasan ke budi Batalkan balasan


Quote of the Day

My Blog

Yah... cerita-cerita hidup gw lah.. Nikmatin aja.. ^_^

a

Yang Berkunjung

  • 128.897 Orang Tersesat

Top Clicks

  • Tidak ada

RSS Feed yang Tidak Diketahui

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Icil

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Abay

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Feed yang Tidak Diketahui

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS Feed yang Tidak Diketahui

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

RSS gunota

  • Sebuah galat telah terjadi; umpan tersebut kemungkinan sedang anjlok. Coba lagi nanti.

Blog Support

Asal Pengunjung

I’m Listening to…

table.lfmWidgetwordpress_chart_d619c129d248724a11b9c8142b5f2554 td {margin:0 !important;padding:0 !important;border:0 !important;}table.lfmWidgetwordpress_chart_d619c129d248724a11b9c8142b5f2554 tr.lfmHead a:hover {background:url(http://cdn.last.fm/widgets/images/en/header/chart/recenttracks_regular_red.png) no-repeat 0 0 !important;}table.lfmWidgetwordpress_chart_d619c129d248724a11b9c8142b5f2554 tr.lfmEmbed object {float:left;}table.lfmWidgetwordpress_chart_d619c129d248724a11b9c8142b5f2554 tr.lfmFoot td.lfmConfig a:hover {background:url(http://cdn.last.fm/widgets/images/en/footer/red.png) no-repeat 0px 0 !important;;}table.lfmWidgetwordpress_chart_d619c129d248724a11b9c8142b5f2554 tr.lfmFoot td.lfmView a:hover {background:url(http://cdn.last.fm/widgets/images/en/footer/red.png) no-repeat -85px 0 !important;}table.lfmWidgetwordpress_chart_d619c129d248724a11b9c8142b5f2554 tr.lfmFoot td.lfmPopup a:hover {background:url(http://cdn.last.fm/widgets/images/en/footer/red.png) no-repeat -159px 0 !important;}